Tanggamus, – Tim Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Teknokrat Indonesia hari ini menggelar program Sekolah Binaan di SMA Negeri 1 Semaka, Tanggamus. Acara yang diadakan sejak pagi hingga siang itu berlangsung di Laboratorium Komputer dan ruang kelas SMAN 1 Semaka. Tim dari universitas terbaik di Lampung itu berisi pelatihan menulis konten edukatif untuk website sekolah untuk siswa-siswi.
Juga diadakan pelatihan pengoperasian website kepada operator sekolah. Adapun tim PKM Universitas Teknokrat Indonesia yangberpartisipasi dalam kegiatan ini adalah Suprayogi, M. Hum, Arief Budiman, M.Cs, dan Budi Eko Pranoto, M.Hum. Sedangkan mahasiswa yang dilibatkan adalah Galuh Budi Swastika (Sastra Inggris), Bagas Maulana (Sastra Inggris), Sodikin (Informatika), dan Lily Lestari (Sastra Inggris).
Suprayogi dari Tim PKM Universitas Teknokrat Indonesia mengatakan, para siswa antusias mengikuti kegiatan ini. Mereka senang karena mendapat pelatihan yang bermanfaat. Selama ini, kata dia, siswa belum banyak memaksimalkan kemampuan menulis mereka untuk situs sekolah. Dengan adanya pelatihan ini, siswa berupaya mengisi konten dengan hal yang berguna dan disukai warga sekolah dan pembaca dari generasi milenial.
Suprayogi menuturkan, dalam praktik siswa mampu membuat konten yang menarik sehingga punya daya tarik untuk dibaca orang. Operator sekolah, kata dia, juga merasa terbantu dengan adanya pelatihan ini. Ke depan, operator situs sekolah ini akan meningkatkan mutu konten yang diunggah. Dengan begitu, ada peningkatan kualitas konten yang diunggah dalam situs mereka.
Menanggapi itu, Wakil Rektor I Universitas Teknokrat Indonesia Dr. Mahathir Muhammad, SE, MM, mengatakan, website sekolah selama ini terkesan tidak dilirik karena kurang menyajikan hal yang berguna dan punya daya viral. Padahal, banyak potensi di sekolah yang bisa diunggah ke media massa sekolah, bahkan dikirim ke media massa arus utama yang profesional.
Sepanjang konten yang dibuat menarik, Mahathir mengatakan akan menjadi daya tarik bagi pembaca. Yang perlu diingat, ujar Mahathir, konten situs juga mesti disesuaikan dengan segmen pembacanya. Selain soal edukasi, media massa juga adalah sarana hiburan. Namun, konteks hiburannya disesuaikan dengan dunia pendidikan.